Kami masuk ke dalam lagi, sekolah kami berubah menjadi berbentuk rumah yang indah, kuno, bersih, dan kami mendengar pertengkaran antara anak dan ayah.
kami menghampiri mereka dan saat kami menghampirinya, kami tidak di lihat oleh kedua orang tersebut. Tapi mereka melihat Latasha, dan ayah dari anak tersebut menanyakan Latasha dengan lembut "sopo koe?" tanya lelaki paruh baya. "a a ku Latasha" jawabnya. lalu latasha menggandengku karena ia takut lalu pria paruh baya tersebut kebingungan dan berteriak "DIMANA KAMU? mengapa kamu menghilang" tanha pria paruh baya tersebut. kami melihat anak dari pria tersebut menangis dan memasuki kamarnya kami mengikutinya dan ternyata tubuh kami transparan untuk melawati pintu kamar si anak tersebut. saat kami memasuki kamarnya, latasha melepaskan tangannya dan langsung bertanya pada anak itu "hey, namamu Sutini kan?" tanyaku. lalu dia kaget dan melemparkan bantalnya yang sangat kuno itu padaku. tapi percuma, aku transparan. "ya, bagaimana kau tau?" tanya Sutini pada Latasha. "apa kau tidak lihat? kita ini mirip, kau adalah nenek buyutku. kau adalah ibu dari nenekku. Nenekku hanya bilang kau di jodohkan tapi kau menolaknya, dan apakah itu masalah yang sedang kau lawati?"
Latasha menanyakan hal yang ia dengar dari neneknya. "ya itu benar, wah suatu kebanggaan bagiku untuk bertemu roh keturunanku."
kami tidur di kamar Sutini. kami bisa bertumpuk tumpuk karena kami transparan. esoknya ia harus menikah dengan saudagar kaya yang umurnya 25 tahun sednagkan Sutini masih 17 tahun. Sutini dibantu dengan Latasha dan teman temannya untuk kabur dari rumahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar